Di Indonesia, pengembangan teknologi nuklir telah diupayakan dengan cara mendirikan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Lembaga ini bertugas mengoperasikan fasilitas penelitian teknologi nuklir di Jakarta, Serpong, Bandung dan Yogyakarta.
Pemanfaatan Tenaga Nuklir dalam bidang pembangkitan terus diperbincangkan. Pembangkit listrik tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu pilihan, dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional yang terus meningkat. Meskipun banyak pihak memandang bahwa pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Indonesia – seperti tenaga panas bumi, tenaga angin, tenaga surya, tenaga air, biomassa dan hydrokinetic energy (pemanfaatan air laut untuk energi) – lebih prospektif karena ketersediaan sumber daya yang melimpah, namun pemanfaatan energi nuklir masih tetap dilirik. Beberapa pihak menilai, untuk keperluan sektor industri maka pembangunan PLTN perlu dipertimbangkan.
Dikutip dari majalah i-Tech, Vol I No. 05 - November 2013- Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc. Ph.D, yang bisa dikatakan tidak begitu setuju dengan pembangunan PLTN,
melihatnya dari beberapa hal. Di antaranya karena pertimbangan potensi energi di Indonesia, kondisi geografis Indonesia, skala manfaat PLTN, penguasaan teknologi, dan masalah keamanan. Dia mengatakan, “Potensi energi nasional melimpah ruah, terutama energi terbarukan yang sangat bervariatif. Selama ini,
potensi yang melimpah ini belum dikembangkan secara optimal.’’ Dr. Sidik Permana, dosen ITB dengan spesialisasi riset nuclear engineering, sepertinya mengamini apa yang dikemukakan Prof. Rinaldy. Berbicara tentang “ketidakmungkinan” pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia, menurut dia, didasarkan pada
beberapa hal. Di antaranya, keharusan Indonesia mengimpor uranium, karena uranium Indonesia tidak ekonomis.Di samping itu, dunia tidakakan mengizinkan Indonesia melakukan pengayaan uranium, karena Iran saja dilarang, meski pemerintahnya melawan.
Seentara itu, Kepala BATAN, Prof. Dr. Djarot SulistioWisnubroto, mengatakan bahwa pembangunan PLTN di Indonesia Pelu dipertimbangkan. Sebab, menurut dia, manfaat yang dihasilkan dari penggunaan nukli lewat pembangunan PLTN antara lain untuk mendukungstabilitas pasokan energi listrik, mengurangi laju pengurasan energi fosil yang cadangannya sangat terbatas, dan mendukung Pngurangan dampak akibat pemanasan global. Akhirnya, beberapa perkembangan yang terjadi belakangan ini tentunya menimbulkan penilaian-penilaian baru. Pemerintah dan masyarakat Indonesia pada saatnya tentu harus memilih, apakah akan mngembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan penyediaan energy atau non-energi. Baik dan buruknya tergantung pada pilihan yang akan diambil dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
No comments:
Post a Comment