pembangkitan listrik

Saturday, July 26, 2014

Pro dan Kontra Pembangkit Listrik Tenaga nuklir

    

Di Indonesia, pengembangan teknologi nuklir telah diupayakan dengan cara mendirikan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Lembaga ini bertugas mengoperasikan fasilitas penelitian teknologi nuklir di Jakarta, Serpong, Bandung dan Yogyakarta.

     Pemanfaatan Tenaga Nuklir dalam bidang pembangkitan terus diperbincangkan. Pembangkit listrik tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu pilihan, dalam rangka memenuhi kebutuhan energi nasional yang terus meningkat. Meskipun banyak pihak memandang bahwa pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Indonesia – seperti tenaga panas bumi, tenaga angin, tenaga surya, tenaga air, biomassa dan hydrokinetic energy (pemanfaatan air laut untuk energi) – lebih prospektif karena ketersediaan sumber daya yang melimpah, namun pemanfaatan energi nuklir masih tetap dilirik. Beberapa pihak menilai, untuk keperluan sektor industri maka pembangunan PLTN perlu dipertimbangkan.

Dikutip dari majalah i-Tech, Vol I No. 05 - November 2013- Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc. Ph.D, yang bisa dikatakan tidak begitu setuju dengan pembangunan PLTN,
melihatnya dari beberapa hal. Di antaranya karena pertimbangan potensi energi di Indonesia, kondisi geografis Indonesia, skala manfaat PLTN, penguasaan teknologi, dan masalah keamanan. Dia mengatakan, “Potensi energi nasional melimpah ruah, terutama energi terbarukan yang sangat bervariatif. Selama ini,
potensi yang melimpah ini belum dikembangkan secara optimal.’’ Dr. Sidik Permana, dosen ITB dengan spesialisasi riset nuclear engineering, sepertinya mengamini apa yang dikemukakan Prof. Rinaldy. Berbicara tentang “ketidakmungkinan” pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia, menurut dia, didasarkan pada
beberapa hal. Di antaranya, keharusan Indonesia mengimpor uranium, karena uranium Indonesia tidak ekonomis.Di samping itu, dunia tidakakan mengizinkan Indonesia melakukan pengayaan uranium, karena Iran saja dilarang, meski pemerintahnya melawan.
 Seentara itu, Kepala BATAN, Prof. Dr. Djarot SulistioWisnubroto, mengatakan bahwa pembangunan PLTN di Indonesia Pelu dipertimbangkan. Sebab, menurut dia, manfaat yang dihasilkan dari penggunaan nukli lewat pembangunan PLTN antara lain untuk mendukungstabilitas pasokan energi listrik, mengurangi laju pengurasan energi fosil yang cadangannya sangat terbatas, dan mendukung Pngurangan dampak akibat pemanasan global. Akhirnya, beberapa perkembangan yang terjadi belakangan ini tentunya menimbulkan penilaian-penilaian baru. Pemerintah dan masyarakat Indonesia pada saatnya tentu harus memilih, apakah akan mngembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan penyediaan energy atau non-energi. Baik dan buruknya tergantung pada pilihan yang akan diambil dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Friday, July 25, 2014

Menara Pendingin (cooling tower)

1. Penegertian
Menara pendingin (bahasa Inggriscooling tower) adalah alat penghilang panas yang digunakan untuk memindahkan kalor buangan ke atmosfer. Dalam sistem pembangkitan tenaga litrik menara pendingin dipakai untuk mendinginkan uap didalam kondenser sehingga uap berubah fasa menjadi cair yang terlihat seperti gambar dibawah ini.

2. Komponen Menara Pendingin
Komonen menara pendingin pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Rangka dan wadah
    berfungsi untuk menempatkan peralatan pada menara pendingin.
2. Bahan Pengisi
terdapat dalam menara pendingin yang berfungsi untuk menahan air saat jatuh agar perpindahan panas terjadi secara maksimal. terdapat dua jenis bahan pengisi yaitu :
  • Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
  • Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.

3. Kolam air dingin. 
Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. disini biasanya diperlukan air penambah (make up water) karena adanya uap air yang hilang ke atmosfer saat terjadi proses pendinginan didalam menara pendingin.

4. Drift eliminators. 
Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir.

5. Nosel. 
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi.

6. Fan
Alat ini digunakan untuk memberikan percapatan pada aliran udara sehingga proses pendinginan lebih baik.
terdapat dua jenis fan yaitu forced draft fan dan induced draft fan

gambar induced draft fan


gambar forced draft fan

3. Paramaeter Dalam Menara Pendingin
a) Range. 
 merupakan perbedaan antara suhu air masuk dan keluar menara pendingin. Range CT yang tinggi berarti bahwa menara pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan kinerjanya bagus. Rumusnya adalah:
Range CT (°C) = [suhu masuk CW (°C) – suhu keluar CW (°C)]

b) Approach. 
Merupakan perbedaan antara suhu air dingin keluar menara pendingin dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin baik kinerja menara pendingin. Walaupun, range dan approach harus dipantau, ‘approach’ merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja menara pendingin.
Approach CT (°C) = [suhu keluar CW (°C) – suhu wet bulb (°C)]

c) Efektivitas. 
Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien, atau dengan kata lain adalah = Range/ (Range + Approach). Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas menara pendingin.
Efektivitas CT (%) = 100 x (suhu CW –suhu keluar CW) / (suhu masuk CW –suhu WB)

d) Kapasitas pendinginan. 
Merupakan panas yang dibuang dalam kKal/jam atau TR, sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air, panas spesifik dan perbedaan suhu.